Semburat cahaya pagi menghangatkan tubuhku
memaksa masuk ke dalam ruangan tidurku yang gelap
seakan-akan membantuku untuk mengawali aktivitas dipagi hari--dengan bersyukur.
Bersyukur atas apa yang telah semesta berikan
bersyukur masih telah diberi nafas
bersyukur masih bisa melihatmu di bumi ini.
Terasa sangat indah atas pagi ini dan atas kepergianmu
semakin hari mulai siang, pun semakin tinggi matahari terbit
memancarkan sinarnya dengan bahagia
sampai akhirnya memudar ditelan senja yang telah datang.
Percis seperti dirimu, memancarkan kebahagiaan kepadaku
lalu perlahan memudar ditelan waktu.
Apakah waktu yang salah?
tidak. Kitalah yang telah salah menggunakan waktu tersebut
seharusnya kita tidak bermain-main dengam waktu.
Aku dan kamu dipertemukan itu sudah takdir,
semesta yang mempertemukan kita
hanya kita tidak bisa mengolahnya dengan benar,dengan indah,dengan rapih.
Tidak bisa seperti semesta yang mempertemukan kita pertama kali, begitu indah dan penuh cerita.
Kini kita tak lagi dapat bercanda ria dibawah terik mentari
tidak bisa lagi bertukar kabar, tidak bisa lagi bertukar cerita,
tidak bisa lagi menikmati semua kenangan yang sudah tenggelam ini.
Sungguh aku tak bisa menjalani hari ini tanpamu,
aku belum terbiasa atas ketidak hadiranmu di sampingku.
Mungkin semesta telah bosan mendengar doaku yang selalu meminta agar dirimu kembali,
dan meminta agar kita dapat dipertemukan lagi seperti semula. ^lagi-lagi ku berhayal
Thursday, 2 February 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ig: novilst_. Powered by Blogger.
About
Novi Lestari
Menulis adalah hobi yang ku tuangkan akan cerita-cerita yang belum usai
0 comments:
Post a Comment