Tuesday, 29 August 2017

Sampai disini

Berhentilah bersandiwara
Berhentilah berpura-berpura seolah
tidak terjadi apa-apa
Kau sangat buruk dalam ber-akting
Tidak usah bersembunyi lagi
aku sudah tau baik dan burukmu.

Untuk sekarang memang kau mengabaikanku
Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini
Keadaan dimana orang yang sangat ku percaya
ternyata pergi meninggalkan tanpa alasan yang jelas
Tak mengapa, aku ikhlas.

Untuk apa terus-terusan berjuang
kalau pada akhirnya akan di buang
Tahu diri memang cara yang pantas untuk melupakan
Sesuatu yang tak bisa kau dapatkan sebaiknya dikubur dalam-dalam
Sebab harapan saja tidak bisa menyembuhkan hati yang terluka
Mulai sekarang, aku berhenti
Berhenti berjuang untuk seorang yang tak punya hati

Seiring berjalannya waktu
Kau akan menyadari betapa berartinya seorang sepertiku
Seorang yang mencintai tanpa peduli tersakiti
Dan setelah kau menyadari
Aku sudah berlabuh kelain hati
Hati yang pantas menghargai hadirku

Selamat tinggal wahai harapan
Aku pergi bukan berarti tak lagi mencintaimu
Justru ini adalah satu-satunya cara
agar tidak semakin jatuh padamu
dan agar tidak mengganggu kebahagiaanmu yang tidak ada aku
Terima kasih atas luka yang kini membekas.

Wednesday, 16 August 2017

Berhentilah sembunyi

Perlahan mata ini terpejam
Mengingat suatu kejadian yang kelam
Hati yang dulu kokoh kini hancur oleh meriam
Tanpa di sadari aku jatuh terbayang
Menanti sosokmu yang tak kunjung datang

Rintikan hujan menghiasi tangis
Ribuan air jatuh tanpa pamit pada lagit
Berkali-kali menahan rindu yang sangat tragis
Tanpa berani mengucap rasanya sungguh sakit
Perihal waktu tidak pernah mengerti

Menanti sungguh membuat bosan
Mana mungkin kau datang tanpa ku pinta
Aku pintapun bahkan mustahil kau datang
Berharap hanya akan menjadi penyesalan
Ku tuangkan semua dengan tulisan
Untuk meredakan hati yang tergores lisan

Sampai kapan kisah ini akan selesai?
Aku sudah sangat lelah dan ingin usai
Tetapi perasaanku sudah terlalu dalam
Aku benci terus menerus memendam
Berhentilah sembunyi dan berikan kejelasan
Karena menanti itu membosankan.

Monday, 7 August 2017

Candu

Pelangi indah hanya sesaat
Seyummu pun mengembang hanya sesaat
Lantas, perasaanmu padaku apakah sesaat juga?
Aku ragu menilaimu
Aku terlalu takut di tinggalkan
Aku pun belum siap terlalu jatuh padamu

Purnama menyinari langit
Langit adalah milik semesta
Dan aku milik siapa?
Sedangkan kau pun tak menganggap hadirku
Aku tidak ingin jatuh duluan
Sebab nantinya akan keterlaluan

Kau hadir hanya untuk singgah
Aku tidak ingin menjadi gundah
Melihat kau yang begitu gagah
Membawa segala resah
Tidak perduli aku yang kian gelisah
Kau pergi tanpa kata pisah

Waras kah kau wahai kalbu?
Tak sadarkah kau membuat ku menjadi pilu?
Tak puaskah kau membuat ku keliru?
Aku sudah menjadi pecandu
Ternyata kau hanya memberi harapan palsu
Kau tak jauh beda dari seorang penipu kalbu.

Saturday, 5 August 2017

Tentang hujan

Saat musim panas seperti ini
Aku akan selalu rindu dengan hujan
Walau aku menyukai matahari karena selalu hangat
Tetapi aku tidak suka karena dia selalu sendirian
Tidak jauh beda dengan diriku
Aku benci sendirian.

Matahari berharap dapat ditemani oleh bulan, mana bisa?
Mereka saling berbeda
Tetapi sama-sama bersinar
Lain lagi dengan hujan
Ia dapat berkali-kali jatuh tanpa memikirkan rasa sakit
Dan yang paling istimewanya adalah
saat mereka jatuh bersama.

Hujan berbeda dari yang lain
Ia hanya dapat turun ketika langit mulai gelap
Mendung ditemani riuhnya suara angin
Tanpa peduli siapa korbannya
Ia selalu disukai banyak orang
Karena selalu mengingatkan pada seseorang.

Wahai hujan
Bisakah engkau berhenti membuat hati ini tertuju ke arahnya
Hembusan anginmu sangat lancang membawaku hanyut
Terus berhembus hingga rintikan itu turun
Turun sangat deras
Entah jatuh pada bumi atau pipi
Engkau selalu berhasil menyejukan perasaan.
ig: novilst_. Powered by Blogger.

Social Media

About

Novi Lestari

Menulis adalah hobi yang ku tuangkan akan cerita-cerita yang belum usai